LEMPENG TEKTONIK
Lempeng tektonik adalah segmen keras kerak bumi yang disokong oleh magma di bawahnya. Disebabkan ini maka
lempeng tektonik ini bebas untuk menggesek satu sama lain. Pergerakan antara
lempeng tektonik ini tidak berjalan secara perlahan-lahan. Sebaliknya
pergeseran antara tanah dan batu yang membentuk lempeng tektonik menyebabkan
pergeseran itu berjalan tersentak-sentak. Pergerakan inilah yang menyebabkan
terjadinya gempa bumi.
DASAR TEORI LEMPENG TEKTONIK
Sudah
sejak lama para ahli kebumian meyakini bahwa benua-benua yang ada di muka bumi
ini sebenarnya tidaklah tetap di tempatnya, akan tetapi secara berlahan benua
benua tersebut bermigrasi di sepanjang bola bumi. Terpisahnya bagian daratan
dari daratan asalnya dapat membentuk suatu lautan yang baru dan dapat juga
berakibat pada terjadinya proses daur ulang lantai samudra kedalam interior
bumi. Sifat mobilitas dari kerak bumi diketahui dengan adanya gempabumi,
aktifitas gunungapi dan pembentukan pegunungan (orogenesa). Berdasarkan ilmu
pengetahuan kebumian, teori yang menjelaskan mengenai bumi yang dinamis (mobil)
dikenal dengan Tektonik Lempeng.
1. Hipotesa
Pengapungan Benua (Continental Drift)
Revolusi dalam ilmu
pengetahuan kebumian sudah dimulai sejak awal abad ke 19, yaitu ketika
munculnya suatu pemikiran yang bersifat radikal pada kala itu dengan mengajukan
hipotesa tentang benua benua yang bersifat mobil yang ada di permukaan bumi.
Sebenarnya teori tektonik lempeng sudah muncul ketika gagasan mengenai hipotesa
Pengapungan Benua (Continental Drift) diperkenalkan pertama kalinya oleh Alfred
Wegener (1915) dalam bukunya “The Origins of Oceans and Continents”.
Pada hakekatnya hipotesa pengapungan benua adalah
suatu hipotesa yang menganggap bahwa benua-benua yang ada saat ini dahulunya
bersatu yang dikenal sebagai super-kontinen yang bernama Pangaea.
Super-kontinen Pangea ini diduga terbentuk pada 200 juta tahun yang lalu yang
kemudian terpecah-pecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil yang kemudian
bermigrasi (drifted) ke posisi seperti saat ini.
2. Hipotesa
Pemekaran Lantai Samudra (Sea Floor Spreading)
Hipotesa pemekaran lantai
samudra dikemukakan pertama kalinya oleh Harry Hess (1960) dalam
tulisannya yang berjudul “Essay in geopoetry describing evidence for sea-floor
spreading”. Dalam tulisannya diuraikan mengenai bukti-bukti adanya pemekaran
lantai samudra yang terjadi di pematang tengah samudra (mid oceanic ridges),
Guyots, serta umur kerak samudra yang lebih muda dari 180 juta tahun.
Hipotesa pemekaran lantai
samudra pada dasarnya adalah suatu hipotesa yang menganggap bahwa bagian kulit
bumi yang ada didasar samudra Atlantik tepatnya di Pematang Tengah Samudra
mengalami pemekaran yang diakibatkan oleh gaya tarikan (tensional force) yang
digerakan oleh arus konveksi yang berada di bagian mantel bumi (astenosfir).
Akibat dari pemekaran yang terjadi disepanjang sumbu Pematang Tengah Samudra,
maka magma yang berasal dari astenosfir kemudian naik dan membeku.
Pergerakan lantai samudra
(litosfir) ke arah kiri dan kanan di sepanjang sumbu pemekaran Pematang Tengah
Samudra lebih disebabkan oleh arus konveksi yang berasal dari lapisan mantel
bumi (astenosfir). Arus konveksi inilah yang menggerakan kerak samudra (lempeng
samudra) yang berfungsi sebagai ban berjalan (conveyor-belt).
Gb.1 menjelaskan arus konveksi yang menggerakan lantai samudra (litosfir),
pembentukan material baru di Pematang Tengah Samudra (Midoceanic ridge) dan
penyusupan lantai samudra kedalam interior bumi (astenosfir) pada zona
subduksi.
TEORI
LEMPENG TEKTONIK
Teori tektonik
lempeng adalah suatu teori yang menjelaskan mengenai sifat-sifat bumi yang
mobil/dinamis yang disebabkan oleh gaya endogen yang berasal dari dalam bumi.
Dalam teori tektonik lempeng dinyatakan bahwa pada dasarnya kerak-bumi
(litosfir) terbagi dalam 13 lempeng besar dan kecil.
1.
Lempeng Pasific 8. Lempeng Nasca
2.
Lempeng Euroasia 9. Lempeng Arab
3.
Lempeng India-Australia 10. Lempeng Karibia
4.
Lempeng Afrika 11. Lempeng
Philippines
5.
Lempeng Amerika Utara 12. Lempeng Scotia
6.
Lempeng Amerika Selatan 13.
Lempeng Cocos
7.
Lempeng Antartika
Batas-batas
dari ke 13 lempeng tersebut diatas dapat dibedakan berdasarkan interaksi antara
lempengnya sebagai berikut :
1. Batas Konvergen: Batas
konvergen adalah batas antar lempeng yang saling bertumbukan. Batas lempeng
konvergen dapat berupa batas Subduksi (Subduction) atau Obduksi (Obduction).
2. Batas Divergen: Batas
divergen adalah batas antar lempeng yang saling menjauh satu dan lainnya.
Pemisahan ini disebabkan karena adanya gaya tarik (tensional force) yang
mengakibatkan naiknya magma kepermukaan dan membentuk material baru berupa lava
yang kemudian berdampak pada lempeng yang saling menjauh. Contoh yang paling
terkenal dari batas lempeng jenis divergen adalah Punggung Tengah Samudra (Mid
Oceanic Ridges) yang berada di dasar samudra Atlantik, disamping itu contoh
lainnya adalah rifting yang terjadi antara benua Afrika dengan Jazirah Arab
yang membentuk laut merah.
3. Batas Transform: Batas transform
adalah batas antar lempeng yang saling berpapasan dan saling bergeser satu dan
lainnya menghasilkan suatu sesar mendatar jenis Strike Slip Fault. Contoh batas
lempeng jenis transforms adalah patahan San Andreas di Amerika Serikat yang
merupakan pergeseran lempeng samudra Pasifik dengan lempeng benua Amerika Utara